Mencari invers f(x) = √(4x-4)

Pada soal ini kita akan mencari invers dalam bentuk akar. Sulitkah jawabannya?
Ok...
Kita buktikan di bawah ini.


Tujuan dari invers adalah:
Membalik persamaan, yang sebelumnya berbentuk y sekarang dicari dalam bentuk x.

Saat mengerjakan invers, f(x) diganti dengan y agar mempermudah perhitungan.

Contoh soal

Ayo langsung coba contoh soalnya.


Soal :

1. Carilah invers dari fungsi berikut: 


Tulis lagi persamaannya atau fungsinya.


  • f(x) bisa diganti dengan "y"

  • Kuadratkan kedua ruas
  • Tujuannya untuk membebaskan x dari bentuk akar
  • Karena kita ingin mencari persamaan dalam bentuk x

Kemudian:
  • Bentuk akar di ruas kanan hilang karena sudah dikuadratkan

  • Pindahkan -4 ke ruas kiri menjadi +4
  • Untuk mendapatkan x, maka yang di ruas kiri harus dibagi dengan 4

  • Sekarang buat x di ruas kiri.
  • Selanjutnya, ganti x dengan y dan ganti y dengan x
Selesai...
Kita sudah menemukan invers dari persamaan yang dicari.



Bagaimana, sudah paham proses pencarian invers?
Kita harus mencari persamaan dalam bentuk x, selanjutnya ganti x dengan y dan y dengan x.

Soal kedua

Soal :

2. Hitunglah invers dari fungsi berikut: 



Langkahnya masih sama dengan soal pertama.


  • Ganti f(x) dengan y agar lebih mudah dikerjakan

  • Kuadratkan kedua ruas untuk menghilangkan bentuk akar di ruas kanan
  • Sehingga x tidak memiliki bentuk akar lagi.



  • Bentuk akar hilang karena dikuadratkan
  • Sekarang pindahkan +4 ke ruas kiri menjadi -4
  • Untuk mendapatkan x, maka akarkan yang di ruas kiri

Sekarang tulis x di ruas kiri.


Setelah mendapatkan persamaan dalam bentuk x, selanjutnya:
  • Ganti x dengan y
  • Ganti y dengan x



Nah.. 
Inilah invers dari persamaan di atas.

Diketahui cos a = p/q. Nilai dari cosec a jika a sudut lancip adalah...

Karena diketahui cos sudut a, kita bisa mencari nilai cosec-nya dengan mencari sisi yang belum diketahui. Caranya menggunakan rumus pitagoras. Atau bisa menggunakan rumus trigonometri untuk mendapatkan nilai sin-nya secara langsung.

Nanti kita coba keduanya.


Cara pertama

Ok...
Kita lihat dulu soalnya.


Soal:

1. Diketahui cos a = p/q. Hitunglah nilai dari cosec a jika a adalah sudut lancip!


Pada soal diketahui kalau a adalah sudut lancip.

Sudut lancip memiliki ciri:
  • Semua nilai sin, cos, tan, cosec, secan dan cotan adalah positif.
Perhitungan jauh lebih mudah karena kita tidak perlu bingung memikirkan tanda ya.



Menggunakan pitagoras


Perhatikan gambar di bawah.


Cos a adalah hasil pembagian dari AB dan AC.
Bisa ditulis seperti di bawah.



Kemudian :
  • Ganti cos a = p/q
    Sesuai diketahui pada soal ya.
Akhirnya bisa diperoleh data:
  • AB = p
  • AC = q
Bagaimana, sudah paham sampai di sana??



Menggunakan pitagoras


Setelah mengetahui AB dan AC, sekarang kita bisa mencari BC.
Untuk apa mencari BC?
BC dicari untuk mendapatkan nilai dari cosec.



Kitapun dapat nilai BC.




Mencari cosec a


Setelah semua sisi diketahui, kita bisa mencari nilai dari cosec.

Cosec a adalah hasil pembagian dari AC dan BC.
Ingat-ingat lagi rumusnya ya.



Nah...
Inilah nilai dari cosec a.
Kita sudah menemukannya.

Bagaimana, sudah paham ya??

Cara kedua

Pada cara kedua, kita gunakan rumus untuk mendapatkan sin sudut a.
Rumusnya adalah: sin²a + cos²a = 1.



Mencari sin a


Pada soal diketahui cos a = p/q
Masukkan nilai itu ke dalam rumus.


  • Masukkan nilai cos ke dalam persamaan/rumus
  • Selanjutnya pindahkan p²/q² ke ruas kanan menjadi -p²/q²




  • Untuk 1, kita buat menjadi bentuk q²/q² agar penyebutnya sama dengan yang disebelahnya.
  • Sin a diperoleh dengan mengakarkan bentuk di sebelahnya.
  • Yang bisa diakarkan hanyalah q² menjadi q, sehingga q berada di luar akar.



Mencari cosec a



Setelah nilai sin a diketahui, kita bisa mencari cosec a.

Cosec a adalah kebalikan dari sin a.


  • Perhatikan lagi cara pembagian dengan pecahan ya.
  • Tanda bagi menjadi perkalian
  • Kemudian pecahan di belakang tanda bagi bertukar posisi antara pembilang dan penyebutnya.
Akhirnya kita pun mendapatkan nilai dari cosec a.
Hasilnya sama dengan soal pertama kan??


Baca juga ya:

Jumlah 4 bilangan genap berurutan adalah 68. Carilah setiap bilangan tersebut!

Ketika membicarakan bilangan genap berurutan, maka kita harus tahu aturan yang berlaku. Bilangan genap bisa dikatakan sebagai deret aritmetika, karena penjumlahannya tetap.


Selisih antar bilangan adalah dua.
Inilah yang akan digunakan untuk mencari setiap bilangan tersebut.

Konsep soal

Ayo kita lihat sifat bilangan genap.
  • Bilangan genap mulai dari 0
  • Selanjutnya, ditambah 2 untuk mendapatkan bilangan di sebelahnya.
Bilangannya seperti ini:
0, 2, 4, 6,....

Karena pada soal kita tidak tahu berapa bilangannya, jadi bilangan pertama dimisalkan dengan variabel.

Ingat dengan variabel?
Variabel adalah permisalan suatu bilangan menggunakan huruf.
Bisa menggunakan a, b, c dan seterusnya.

Contoh soal

Ok...
Kita coba contoh soalnya sekarang.


Soal:

1. Jumlah empat bilangan genap adalah 68. Carilah setiap bilangan tersebut!


Data pada soal:
  • Jumlah empat bilangan genap adalah 68.


Memisalkan empat bilangan tersebut

Misalkan dulu bilangan tersebut.
  • Bilangan pertama kita misalkan = a
  • Bilangan kedua berarti = a + 2
  • Bilangan ketiga berarti = a + 4
  • Bilangan keempat berarti = a + 6
Ingat ya!
Jika ingin mencari bilangan selanjutnya, maka tambahkan 2 dari bilangan sebelumnya.

Itulah ciri bilangan genap.



Mencari nilai a

Menggunakan ke-empat bilangan yang sudah diketahui dan jumlah ke-empatnya, kita bisa mencari nilai a lebih dulu.

Jumlah 4 bilangan genap = 68

a + (a+2) + (a+4) + (a+6) = 68

a+a+2+a+4+a+6 = 68
  • Semua "a" dijumlahkan.
    Ada empat "a" di sana.
    a+a+a+a = 4a
  • Jumlahkan 2+4+6=12
Sekarang bentuknya menjadi...

4a+12 = 68
  • Pindahkan +12 ke ruas kanan sehingga tandanya berubah dari + menjadi - (minus)
  • +12 menjadi -12

4a = 68 - 12

4a = 56
  • Untuk mendapatkan a, bagi 56 dengan 4
a = 56÷4

a = 14.



Mencari nilai setiap bilangan

Dari perhitungan di atas, kita sudah mendapatkan nilai a.
  • a = 14
Selanjutnya bisa dicari masing-masing bilangan.

Bilangan pertama = a
Bilangan pertama = 14.

Bilangan kedua = a+2
Bilangan kedua = 14+2
Bilangan kedua = 16

Bilangan ketiga = a+4
Bilangan ketiga = 14+4
Bilangan ketiga = 18

Bilangan ke-empat = a+6
Bilangan ke-empat = 14+6
Bilangan ke-empat = 20

Nah...
Kita sudah temukan ke-empat bilangan tersebut.

Yaitu 14, 16, 18 dan 20.

Bagaimana, mudah bukan??

Contoh kedua

Sekarang kita sambung dengan soal kedua untuk latihan tambahan agar lebih paham dengan soal sejenis ini.

Soal:

2. Jumlah tiga bilangan genap adalah 72. Berapakah nilai bilangan terbesar?


Dari soal diketahui:
  • Jumlah tiga bilangan genap adalah 72.


Memisalkan ketiga bilangan tersebut

Masih sama dengan soal pertama, misalkan dulu ketiga bilangan tersebut.
  • Bilangan pertama kita misalkan = x
  • Bilangan kedua berarti = x + 2
  • Bilangan ketiga berarti = x + 4
Untuk soal ini, kita misalkan bilangan pertama dengan "x".

Bilangan berikutnya selalu ditambah dua dari bilangan sebelumnya.
Sesuai dengan sifat bilangan genap.


Mencari nilai x

Kita gunakan penjumlahan ketiga bilangan tersebut untuk mendapatkan nilai x.
  • Jumlah ketiga bilangan itu adalah 72
  • Bilangan pertama = x
  • Bilangan kedua = x+2
  • Bilangan ketiga = x+4

Jumlah tiga bilangan genap = 72

x + (x+2) + (x+4) = 72

x+x+2+x+4 = 72
  • Jumlahkan dulu "x"
    x+x+x = 3x
  • Jumlahkan 2+4 = 6
Diperoleh:

3x+6 = 72
  • Pindahkan +6 ke ruas kanan sehingga tandanya berubah dari + menjadi - (minus)
  • +6 menjadi -6

3x = 72-6

3x = 66
  • Bagi 66 dengan 3 untuk mendapatkan x
x = 66÷3

a = 22



Mencari nilai bilangan terbesar

Kita sudah mendapatkan nilai x.
  • x = 22
Dalam soal yang ditanya adalah bilangan terbesar.

Bilangan terbesar adalah bilangan ketiga.

Bilangan ketiga = x + 6
  • Ganti x = 22
Bilangan ketiga = 22 + 6
Bilangan ketiga = 28.

Nah...
Bilangan terbesar adalah 28.


Baca juga ya:

Soal integral : ∫(2x-2)(x²-2x+2)² dx

Menyelesaikan soal di atas bisa dilakukan dengan permisalan. Cara permisalan ini jauh lebih mudah dan mempersingkat waktu pengerjaan.


Konsep soal

Ada beberapa tips penting jika menyelesaikan soal integral semacam ini.
Perhatikan:
  • Jika ada dua tanda kurung dalam integral, pilih suku di dalam tanda kurung dengan pangkat lebih tinggi.
  • Misalkan suku-suku tersebut dengan variabel.
  • Setelah itu, turunkan suku tersebut.
Kita praktekkan langkah di atas langsung ke dalam soal agar lebih paham ya.

Soal pertama

Ayo...
Langsung saja kita coba soalnya.


Soal:

1. Hitunglah integral ini : ∫(2x-2)(x²-2x+2)² dx


Langkah pengerjaan soalnya adalah:
  • Menentukan suku dengan pangkat lebih tinggi
  • Memisalkan dan menurunkan suku tersebut
  • Melakukan pengintegralan


Menentukan suku dengan pangkat lebih tinggi

Mari lihat lagi soalnya.

= ∫(2x-2)(x²-2x+2)² dx 

Ada dua kumpulan suku di dalam kurung:
  • (2x-2)
  • (x²-2x+2)²
Kumpulan suku dengan pangkat lebih tinggi adalah (x²-2x+2)².
Inilah yang akan kita misalkan dengan variabel.



Memisalkan kumpulan suku dengan pangkat lebih tinggi

Misalkan kumpulan suku tersebut.
Misalkan dengan "U"

U = x²-2x+2
  • Yang dimisalkan hanya kumpulan sukunya saja.
  • Pangkatnya tidak ikut ya, pangkat yang di luar kurung
Selanjutnya kita turunkan kumpulan suku ini.

U = x²-2x+2

dU/dx = 2x - 2

Selanjutnya kita bisa kalikan dx dengan (2x-2) untuk mendapatkan dU.

dU = (2x-2) dx.



Mengintegralkan soal

Sekarang kita langsung integralkan soalnya.

= ∫(2x-2)(x²-2x+2)² dx 

  • Kita ubah susunannya sedikit
  • (2x-2) dibawa ke belakang
= ∫(x²-2x+2)² (2x-2)dx 
  • Dari langkah pertama kita sudah mendapatkan beberapa data.
  • U = (x²-2x+2)
  • dU =(2x-2)dx
= ∫(x²-2x+2)² (2x-2)dx

  • Yang warna merah kita ganti dengan U
  • Warna oranye diganti dengan dU
  • Perhatikan permisalan di atas
= ∫(U)² dU

  • Soalnya menjadi lebih sederhana sekarang dan mudah di integralkan
= ¹∕₃U³+C
  • Sekarang ganti U dengan x²-2x+2
  • Sehingga integral kita tidak ada variabel U lagi.

= ¹∕₃(x²-2x+2)³+C

Nah...
Inilah hasilnya.


Soal kedua

Kita coba lagi soal kedua agar lebih paham ya.

Soal:

2. Carilah nilai integral berikut : ∫ 4x(2x²-2)³ dx


Masih menggunakan langkah yang sama seperti soal pertama.
  • Tentukan suku dengan pangkat lebih tinggi
  • Misalkan suku tersebut
  • Terakhir masuk ke pengintegralan


Menentukan suku dengan pangkat lebih tinggi

Cek lagi soalnya.

∫ 4x(2x²-2)³ dx

Kumpulan sukunya adalah:
  • 4x
  • (2x²-2)³
  • Kita pilih (2x²-2) karena memiliki pangkat lebih tinggi, yaitu pangkat 3.
    Nanti (2x²-2) yang dimisalkan dengan U


Memisalkan kumpulan suku dengan pangkat lebih tinggi

Kita sudah peroleh yang dimisalkan dengan U, yaitu (2x²-2)

U = 2x²-2
  • Yang dimisalkan hanya kumpulan sukunya saja.
  • Pangkatnya tidak ikut ya, pangkat yang di luar kurung.
Selanjutnya kita turunkan kumpulan suku ini.

U = 2x²-2

dU/dx = 4x

Lanjutkan dengan mengalikan 4x dengan dx untuk mendapatkan dU
Ini disebut perkalian silang.

dU = 4x.dx.



Mengintegralkan soal

= ∫4x(2x²-2)³ dx
  • Atur ulang posisi soalnya.
  • 4x dipindah di belakang dekat dengan dx untuk memudahkan perhitungan.
= ∫(2x²-2)³.4x.dx
  • Ganti warna merah dengan U
  • Ganti warna biru dengan dU
∫(U)³ dU

  • Sekarang integralkan
= ¹∕₄U⁴ + C

  • Ganti U = 2x²-2
= ¹∕₄(2x²-2)⁴ + C

Inilah integral soal kedua.

Mengubah 30 dm³/menit menjadi liter/detik

Jika ingin mengubah satuan suatu besaran, kita harus tahu perubahan dari satu satuan ke satuan yang lain. Ini sangat penting karena mempermudah pengerjaan soal.


Untuk soal kali ini, kita akan mengubah satuan debit.

Tahu debit itu apa?
Debit bisa dikatakan sebagai volume cairan yang mengalir dalam satuan waktu tertentu. Misalnya debit aliran sungai atau debit air yang mengucur lewat selang.

Perubahan satuan yang mendukung

Untuk volume dan waktu, ada beberapa perubahan satuan yang penting untuk diingat. Hafalkan agar kita mudah mengerjakan soal seperti ini.

Perubahan satuannya adalah:
  • 1 dm³ = 1 liter
  • 1 liter = 1000 ml
  • 1 dm³ = 1000 cm³ = 1000 ml
  • 1 cm³ = 1 ml (mili liter)
  • 1 jam = 60 menit
  • 1 menit = 60 detik

Nah...
Perubahan satuan di ataslah yang akan digunakan untuk memecahkan soal kita.

Soal pertama


Soal:

1. Ubahlah 30 dm³/menit menjadi liter/detik!


Data pada soal adalah:
  • Debit 30 dm³/menit
Langkah-langkah mengerjakan soalnya seperti berikut:
  • Ubah dm³ menjadi liter
  • Ubah menit menjadi detik


Mengubah satuannya

Baik...
Perhatikan perhitungan di bawah ini ya.


  • Kita bisa membuat bentuk debitnya menjadi pecahan seperti di atas.
  • Per menit di bagian bawah, artinya sama dengan dibagi 1 menit.


  • Ingat:
    1 dm³ = 1 liter, Sehingga bagian dm³ dikali 1 liter
    1 menit = 60 detik, sehingga bagian menit dikali dengan 60 detik


  • Sederhanakan dengan menghilangkan satu nol pada 30 dan 60.
  • Dari 3 per 6, kita sederhanakan lagi lewat membagi keduanya dengan 3. Sehingga menjadi 1 per 2.
Atau jika dibuat bentuk desimal menjadi 0,5 liter/detik.

Jadi...
Kita sudah dapatkan bahwa 30 dm³/menit = 0,5 liter/detik.


Soal kedua


Soal:

2. Kerjakan 15 dm³/menit = .... ml/detik!


Masih menggunakan prinsip perubahan yang sama, yaitu dengan mengubah masing-masing satuan.
  • dm³ menjadi ml
  • menit menjadi detik
Mari kita kerjakan.



  • Ubah bentuk debitnya menjadi pecahan, dimana bagian bawah dibagi dengan 1 menit.
  • 15 dm³/menit sama dengan 15 dm³ per 1 menit



  • 1 dm³ = 1000 ml
    Sehingga bagian dm
    ³ dikali dengan 1000 ml
  • 1 menit = 60 detik
    Sehingga kita kalikan dengan 60 detik

Selanjutnya:
  • Bagi 15000 dengan 60
  • Hasilnya adalah 250

Jadi...
Kita sudah mendapatkan hasilnya yaitu 250 ml/detik.


Baca juga ya:

Sebuah prisma dengan alas segitiga berukuran 6cm, 8cm dan 10 cm. Jika volume 240 cm³, berapa tinggi prisma?

Karena diketahui volume prismanya,  kita akan menggunakan rumus volume untuk menemukan tinggi prisma yang diminta.


Rumus volume prisma

Masih ingat dengan rumus volume prisma?

Volume = ⅓×luas alas×tinggi prisma
Itulah rumusnya.
Dari sana, kita bisa mencari tinggi prismanya sehingga menemukan jawaban yang diminta.

Soal pertama

Ok...
Kita coba soalnya.

Soal:

1. Sebuah prisma dengan alas berbentuk segitiga yang ukurannya 6 cm, 8 cm dan 10 cm. Jika volumenya 240 cm³, berapa tinggi prismanya?


Untuk gambar prismanya seperti di bawah.


Data pada soal diterjemahkan sebagai berikut:
  • Diketahui alas prisma berbentuk segitiga dengan ukuran 6cm, 8cm dan 10cm.
  • Sehingga bisa dibuat seperti ini
    EF = 6cm
    DF = 8cm
    DE = 10cm
Segitiga tersebut termasuk segitiga siku-siku, karena 6,8 dan 10 merupakan tripel pitagoras. 



Mencari luas alas prisma

Alas prisma berbentuk segitiga, sehingga kita bisa menggunakan luas segitiga untuk mendapatkan luas alasnya.

Ukuran segitiga:
  • alas (a) = 6 cm
  • tinggi (t) = 8 cm
  • Untuk 10 cm tidak dipakai karena merupakan sisi miring.
Luas alas = luas segitiga = ½×a×t

Luas alas = ½×6×8
  • 6×8 = 48

Luas alas = ½×48
  • ½×48 artinya sama dengan 48 dibagi 2
  • Hasilnya adalah 24.
Luas alas = 24 cm².

Ingat ya!
Untuk satuan luas ada pangkat 2, atau dibaca cm persegi.



Mencari tinggi prisma

Sekarang kita sudah mendapatkan luas alas prisma.
Sehingga datanya menjadi :
  • Volume = 240 cm³
  • Luas alas = 24 cm²

Gunakan rumus volume untuk mendapatkan tingginya.

Volume = ⅓×luas alas×tinggi prisma

240 = ⅓×24×tp
  • tp = tinggi prisma
  • ⅓×24 artinya sama dengan 24 dibagi 3, hasilnya 8
240 = 8×tp
  • Untuk mendapatkan tp, bagi 240 dengan 8
tp = 240÷8

tp = 30 cm.

Nah...
Akhirnya kita dapatkan tinggi prismanya adalah 30 cm.

Kalau luasnya bagaimana?

Ok...
Kita bisa menghitung luas prisma di atas juga lho.

Rumusnya tentu saja berbeda.

Untuk mencari luas permukaan limas, rumusnya sebagai berikut.

Luas permukaan limas = 2×luas alas + keliling alas×tinggi prisma.

Sekarang kita sudah memiliki beberapa data:
  • Luas alas = 24 cm²
  • Tinggi prisma = 30 cm


Mencari keliling alas

Kita perlu mencari keliling alas dulu.
Caranya sangat mudah, cari saja keliling segitiganya.

Diketahui ukuran segitiga:
  • 6cm
  • 8cm
  • 10cm
Keliling diperoleh dengan menjumlahkan semua sisinya.

Keliling = 6 + 8 + 10
Keliling = 24 cm



Mencari luas permukaan prisma

Akhirnya datanya lengkap:
  • Luas alas = 24 cm²
  • Keliling alas = 24 cm
  • Tinggi prisma = 30 cm

Masukkan data tersebut untuk mendapatkan luas.

Luas permukaan prisma = 2×luas alas + keliling alas×tinggi prisma

Luas permukaan prisma = 2×24 + 24×30

Luas permukaan prisma = 48 + 720

Luas permukaan prisma = 768 cm²

Nah...
Itulah luas permukaan prismanya.
Semoga membantu ya dan semoga bermanfaat.


Baca juga ya:

Manakah yang lebih besar: 0,59 atau 0,6?

Apakah anda menjawab 0,59?
Ok...
Banyak lho murid-murid yang menjawab segitu.

Tetapi, apakah itu benar??


Soal Pertama


Soal:

1. Manakah yang lebih besar: 0,59 atau 0,6?


Ada dua cara untuk menyelesaikan soal ini.
  • Melihat angkanya satu per satu
  • Membuat kedua bilangan itu mempunyai banyak digit yang sama


1. Melihat angkanya satu per satu

Maksudnya bagaimana?
Ok, perhatikan lagi kedua bilangan tersebut.


Kedua bilangan tersebut disusun atas dan di bawah.

Sekarang kita cek mulai dari angka 1 warna putih.
Jadi, dimulai dari kiri ke kanan.

No.1:
  • Pada bilangan 0,59 angka pertama adalah 0
    Pada bilangan 0,6 angka pertama adalah 0
    Kedua angka sama, jadi tidak ada yang lebih besar atau lebih kecil.
No.2:
  • Pada bilangan 0,59 angka kedua adalah 5
    Pada bilangan 0,6 angka kedua adalah 6
    6 lebih besar dari 5.
Sampai pada no.2 saja kita sudah dapat bilangan mana yang lebih besar, yaitu 0,6.
Paham ya sampai di sana?

Jadi bukan 0,59 yang lebih besar.
Jangan dilihat bahwa 0,59 mempunyai lebih banyak digit dibanding 0,6 lalu diambil kesimpulan 0,59 lebih besar.

Hati-hati ya!
Yang benar jawabannya adalah 0,6 lebih besar dari 0,59.



2. Membuat kedua bilangan mempunyai digit yang sama

Kita juga bisa menggunakan cara yang kedua, yaitu membuat kedua bilangan memiliki digit yang sama.
  • 0,59
  • 0,6
Dari bilangan di atas, kita lihat bahwa 0,59 terdiri dari tiga angka atau tiga digit.
Sedangkan 0,6 terdiri dari dua digit atau dua angka.

Yang perlu diubah adalah bilangan yang digitnya lebih sedikit, yaitu 0,6 karena hanya ada dua digit saja.

Untuk bilangan desimal, berlaku ketentuan seperti ini:
  • 0,6 = 0,60
  • Di belakang digit terakhir setelah koma, bisa ditambahkan beberapa nol tergantung keperluan.
Jadi:
  • 0,6 = 0,60 = 0,600 = 0,6000 dan seterusnya
  • Semua bilangan ini sama dengan 0,6
Sehingga kita sekarang punya:
  • 0,59
  • 0,60 (kita ambil satu 0 di belakang 6 agar jumlah digit atau angkanya ada tiga, sehingga sama dengan banyak angka pada 0,59).
Mana yang lebih besar?
Tentu saja 0,60.

Atau bisa kita tulis 0,6 saja.

Nah...
Jawabannya sama dengan cara pertama.
Bagaimana, mudah bukan??

Soal kedua


Soal:

2. Urutkan bilangan berikut dari yang terkecil: 0,3; 0,256 ; 0,45!


Ada tiga bilangan pada soal:
  • 0,3
  • 0,256
  • 0,45


Membuat semuanya memiliki digit yang sama

Kita gunakan cara yang membuat semua digitnya sama banyak.

  • Dari soal, digit paling banyak ada pada bilangan 0,256. 
  • Ada empat digit atau empat angka di sana.
  • Sehingga, kita buat semua bilangan mempunyai empat angka atau empat digit.

Dua angka yang digitnya belum empat adalah 0,3 dan 0,45.
Kita ubah keduanya sehingga mempunyai empat digit.
  • 0,3 = 0,300
    Kita bisa menambahkan nol berapapun di belakang angka terakhir desimal. Agar menjadi empat digit, tambahkan dua nol saja.
  • 0,45 = 0,450
    Tambahkan satu nol saja, karena 0,45 sudah memiliki tiga digit atau tiga angka.


Mengurutkan dari yang terkecil

Sekarang semua bilangan sudah memiliki digit yang sama.
  • 0,300
  • 0,256
  • 0,450
Setelah semua digitnya sama, sangatlah mudah mengurutkan dari yang terkecil.
  • Yang paling kecil adalah 0,256. 
  • Kemudian disusul 0,300 
  • Dan terakhir 0,450.

Sehingga urutan dari yang terkecil adalah 0,256; 0,300; 0,450.
Atau kita tulis sesuai soal: 0,256; 0,3; 0,45.

Itulah jawabannya dan semoga membantu ya!!


Baca juga ya: